Jumaat, 1 Mei 2009

Peringatan Untuk Aku sendiri dan Pengunjung

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa hubungan ahli kalam dan fiqih terhadap kaum sufi kurang harmonis. Banyak tuduhan-tuduhan keras ahli kalam dan fiqih ditujukan kepada ahli tasawwuf, di antaranya adalah meremehkan syariat.
Memang tercatat dalam beberapa riwayat, ada orang-orang yang mengaku Sufi yang terang-terangan tidak melakukan syariat-syariat Islam seperti shalat, berpuasa, bahkan pergi hajji.
Ditemuinya orang-orang seperti itu membuat beberapa kalangan Ahli Kalam dan Fiqih yang terkenal sangat galak, men-generalisasi bahwa semua kalangan Sufi telah melawan syariat Islam. Hal seperti ini pun terjadi di Mesir pada Abad ke 6 Hijriyyah.
Pada masa itu, Tasawwuf berkembang pesat di negeri tepi sungai Nil tersebut. Sebut saja Syekh Abul Hasan al-Sadzili (593-656 H), yang sangat terkenal kedalaman ilmu dalam banyak bidang keislaman. Namun beliau lebih dikenal sebagai seorang tokoh Sufi yang sangat disegani.
Ajaran-ajaran Sufi Syekh Abul Hasan sangat berpengaruh di masyarakat Mesir dan hal ini membuat para ahli kalam dan fuqaha gelisah dan khawatir kehilangan pengaruhnya, sehingga mereka mengutus beberapa tokoh dari ilmu kalam maupun fiqih untuk menguji keilmuan Sang Syekh.
Ketika beberapa fuqaha (ahli hukum Islam) yang berasal dari kota Iskandariah mendatangi beliau dan berjumpa dengan Sang Syekh.
Syekh Abul Hasan menatap wajah mereka semua lalu bertanya : “Wahai para fuqaha apakah kalian sudah shalat?”
Dengan tegas mereka balik bertanya kepada Sang Syekh : “Apakah ada di antara kami yang tidak shalat?”
Lalu Syekh kembali bertanya sambil mengutip sebuah ayat Qur’an :“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang shalat,”(QS al-Ma’arij [70] : 19 - 22)
“Apakah kalian seperti itu? Jika ditimpa musibah kalian gelisah dan jika mendapat kebaikan kalian kikir?!”
Mereka terdiam. Akhirnya Syekh berkata: “Kalau begitu kalian belum shalat!”(Ibnu ‘Athaillah, Bahjat al-Nufus)

0 comments:

Blog Widget by LinkWithin